Jumat, 09 Maret 2012

karya ilmiah :: STUDI KELAYAKAN BISNIS FASHION




STUDI KELAYAKAN BISNIS FASHION

STMIK AMIKOM JOGJAKARTA



Oleh

 DANISA ZAIREN
11.11.4636








JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU MENAJEMEN KOMPUTER AMIKOM

JOGJAKARTA

2012




STUDI KELAYAKAN BISNIS FASHION


Seiring berkembangnya jaman, dunia fashion semakin mengalami perubahan. Dunia ini pun akhirnya menjadi lahan empuk bagi beberapa orang untuk memulai bisnisnya di bidang Fashion. Dan untuk terjun ke dunia ini ada banyak pilihan mulai dari skala kecil sampai kelas Factory Outlet, disesuaikan dengan modal calon Owner.
Salah satu rahasia untuk meraih sukses dalam industri fashion adalah bekerja dengan menggunakan kekuatan kreatif, kekuatan strategis, dan kekuatan pisikologis optimis dari setiap orang di tempat kerja. Bisnis fashion sangat sensitif terhadap kualitas, mode, harga, tren, dan gaya hidup yang selalu berubah bersama berubahnya kebutuhan, daya beli, dan selera konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan integritas total dari setiap orang di industri fashion untuk bersikap prokreatif dalam memahami dan melayani semua kebutuhan pasar dengan sempurna. Menganggap enteng dan melalaikan persepsi pasar adalah sebuah perbuatan keliru dalam bisnis fashion.
Konsumen adalah harta karun industri fashion yang akan terus menciptakan nilai tambah buat kemajuan bisnis fashion. Sebuah industri fashion harus benar – benar memahami tentang makna dari semua desain yang dibuat, apakah desain fashion tersebut mampu menciptakan rasa nyaman, rasa pantas, dan rasa bahagia buat para pemakainya. Yang pasti setiap manusia butuh busana untuk menutupi tubuhnya.
Usaha pakaian tentu memiliki prospek yang cerah, karena semua orang perlu berpakaian. Kuncinya adalah inovasi untuk memperoleh keunggulan. Oleh karena itu, kalau membeli produk harus pada supplier yang kooperatif dan konsultatif. Disebut konsultatif, karena diharapkan pemasok/supplier dapat memberi saran produk apa yang sedang tren atau yang disukai pembeli. Karena itu disarankan untuk memilih model, pola dan gambar pakaian yang tepat karena sangat menentukan dalam penjualan. Contohnya pola gambar dalam pakaian sering mengikuti film yang populer saat ini. Bila tepat memilih akan cepat laku tetapi ini sangat musiman. Jadi, pandai-pandailah melihat tren sehingga produk yang anda jual akan laris.
Oleh karena itu, industri fashion tidaklah akan pernah punah oleh perubahan apa pun, tapi industri fashion selalu membutuhkan inovasi dan imajinasi tanpa batas untuk menghadirkan karya-karya fashion dengan mode dan tren terbaru, yang mampu menjawab kebutuhan dan kepuasan para konsumen.


A. Cara – cara dalam menjalankan usaha
     Adapun teknik atau cara – cara dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut :
  1. Temukan minat usaha. Ketika memutuskan untuk berwirausaha, sebisa mungkin pilih bidang usaha yang    disukai. "Bekerja dalam bidang yang disukai akan menimbulkan passion sendiri untuk bisa berusaha keras mendapatkan kesuksesan”. Jika Anda memiliki bakat dan minat yang berbeda, jangan memaksakan diri berbisnis di bidang yang tak dikuasai dan disukai karena akan menimbulkan tekanan pada diri sendiri. Ketika hendak memilih fashion sebagai bidang usaha, sebaiknya untuk mencari tren-tren terbaru, inspirasi, serta kreativitas, agar selalu menghasilkan karya yang unik dan berbeda.
  2. Jangan takut mencoba. Tantangan dalam hidup untuk berani mencoba hal-hal baru bisa membantu kita untuk lebih bersemangat menjalani hidup, serta menemukan cara kita sendiri untuk lebih kreatif dan sukses.
  3. Jangan mudah putus asa. Tantangan dalan hidup seharusnya disikapi dengan keberanian dan sifat tak mudah menyerah. Tak ada cara yang instan untuk mendapatkan kesuksesan; dibutuhkan pengorbanan serta usaha yang keras. Namun, kedua hal ini tidak akan menjamin kesuksesan, jika masih memiliki sifat mudah menyerah ketika gagal ataupun berhenti di tengah jalan.

B. Strategi pemasaran
    Berikut beberapa strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk menjalankan fashion business


1.Menentukan target market
Pertama kita harus mengetahui target market nya terlebih dahulu, apakah barang fashion yang kita pasarkan adalah untuk konsumsi anak kecil, remaja, wanta karir, atau ibu rumah tangga. Mengetahui target market sangat penting untuk mengetahui cara pemasaran produk kita. Tentu berbeda cara memasarkan pakaian untuk remaja, wanita karir, dan lainnya. Manfaat lainnya apabila mengetahui target market dengan benar, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjual produk fashion kita untuk memenuhi selera mereka.

2. Do some research
Berhubungan dengan poin pertama, setelah kita mengetahui target market dengan benar, kita harus melakukan riset untuk mencari tahu selera pasar seperti apa. Dengan kita mengetahui selera pasar yang ada, maka lebih banyak produk fashion kita yang barang yang dapat kita pasarkan.


3. Selalu up to date
Fashion comes and goes, jadi kita selalu harus mencari tahu apa yang sedang in! Namun, kita tidak perlu memaksa hal yang sedang in tersebut untuk selalu diterapkan, kalau cocok dengan target market dan selera pasar bolehlah yang sedang in tersebut dimasukkan sebagai unsur ke dalam rancangan kita. Tetapi, kalaupun misalnya ternyata tidak cocok, jangan diabaikan begitu saja, karena minimal hal tersebut bisa dijadikan sebagai bahan referensi.

4. Be unique
Sudah merupakan hal yang wajib bagi para pihak yang bergerak di bisnis fashion untuk memiliki ciri khas tersendiri pada produknya. Ciri khas atau keunikan yang dimilikinya berguna agar produk fashionnya lebih mudah untuk diingat orang sehingga menjadi trademark dan memberikan poin plus bagi produk fashion kita.

C. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan seorang pengusaha
1. Cemas
Yaitu kekhawatiran akan terjadinya hal yang tidak disukai di masa sekarang atau yang akan datang. Seorang pengusaha tentu berangkat dari niat yang kuat untuk memulai usaha dan dengan harapan yang kuat bisa memperoleh keuntungan dari hasil usahanya. Dengan rasa optimis, maka usaha akan lebih besar dan respon terhadap masalah akan lebih terukur. Tetapi bila rasa cemas berlebihan, maka bisa menimbulkan rasa minder, pikiran buntu, dan tidak bisa menatap peluang-peluang yang ada di depan mata. Sebagai pengusaha pemula kadang kita cemas dan khawatir, jangan-jangan produk kita tidak laku, jangan-jangan rugi, dan kekhawatiran lainnya. Kecemasan akan jalannya usaha di masa akan datang bisa saja membuat pengusaha menjadi down, apalagi bagi penguasaha pemula, bisa-bisa dia mutung, tidak semangat menjalankan usaha, bahkan menutup usahanya sama sekali.
Seorang calon pengusaha harus optimis menatap ke depan yang cerah, penuh harapan bahwa usahanya akan berhasil, meluruskan niat dan melakukan semua proses dengan baik.

2. Sedih
yaitu penyesalan dan duka cita atas apa yang terjadi di masa lalu. Cotohnya saja bila seorang penguasaha mengalami kerugian pada hari sebelumnya, maka hal tersebut bisa mempengaruhi pikirannya dan membuatnya trauma. Kesedihan tentu tidak bisa dihindari, akan tetapi bila berlarut-larut maka dapat merusak jalannya usaha yang dirintis.
Oleh sebab itu, seorang pengusaha harus segera bangkit dari kesedihan dan menyiapkan mental untuk bangkit dan memperbaiki usahanya.

3. Lemah
Baik lemah pikiran dan lemah fisik. Lemah pikiran dalam arti tidak punya ide-ide kreatif yang bisa mengembangkan usahanya, juga lemah dalam arti tidak punya keahlian dan ketrampilan untuk menjalankan usahanya, sehingga cepat putus asa dan berhenti dari proses berusaha.
Biasanya pengusaha pemula mempunyai ide-ide yang kreatif, dan energi yang besar ketika memulai usaha. Tetapi ketika mulai mendapatkan rintangan di jalan, mereka kehilangan ide-ide itu dan kehilangan energi untuk menghadapinya. Oleh sebab itu perlu ada support dari orang terdekat, mentor, atau teman sesama pengusaha yang telah merasakan jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya.
Terus belajar, terus mencari pengalaman, berbagi pengetahuan dengan sesama pengusaha, atau membaca kisah-kisah sukses para pengusaha, bisa jadi mengikis kelemahan, sehingga lama-kelaman punya ide-ide yang kreatif dan aplikatif, serta trampil dalam menjalankan usaha.

4. Malas
Yaitu rasa enggan untuk melakukan suatu usaha padahal mampu melakukannya. Malas berkaitan dengan motivasi seseorang. Malas bisa terjadi karena menganggap suatu pekerjaan terlalu mudah, atau menganggapnya terlalu sulit. Bila kita menganggap suatu pekerjaan mudah, maka kita akan menunda-nundanya, dengan alasan bahwa dengan mudah kita bisa menyelesaikannnya dengan cepat. Sebaliknya jika menganggap suatu pekerjaan terlalu sulit, maka kita akan merasa terbebani untuk melaksanakannya dan menganggap bahwa dirinya tidak sanggup melakukannya. Seorang pengusaha harus memiliki sifat rajin, tekun, giat dalam menjalankan usahanya. 

5. Takut
Rasa takut memulai seringkali muncul pada orang yang hendak memulai usaha. Keadaan seseorang mempengaruhi hal ini. Seseorang yang sudah hidup dalam kemapanan, akan takut untuk memulai usaha, takut kehilangan potensi pemasukan finansial. Seorang pekerja kantoran yang menerima gaji bulanan, akan berat meninggalkan pekerjaannya untuk memulai usaha. Kemapanan yang selama ini dirasakan, sulit untuk dilepaskan, sedangkan memulai usaha membutuhkan waktu dan kesabaran untuk berkembang. Belum lagi takut resiko kerugian.
Ketakutan juga bisa terjadi pada orang yang sudah menjalankan usahanya. Takut membuat ide-ide baru, takut mengambil keputusan untuk perusahaan, takut bersaing dan lailn-lain.
Seorang pengusaha harus berani dan tegas mengambil keputusan, berani membuat ide-ide kreatif yang bisa memajukan usahanya.

6. Bakhil
Seorang pengusaha tentu menjalankan usahanya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Salah satu tujuan berwirausaha adalah agar mempunyai pemasukan finansial yang lebih besar.
Selain bakhil secara materi, bisa juga berarti bakhil atas ide-ide usaha yang dijalankannya. Bila memang sudah sukses, apa salahnya jika berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan para pengusaha pemula, bagaimana tips dan trik menjalankan usaha agar bisa sukses.

7. Lilitan Hutang
Musuh lain pengusaha adalah hutang. Memulai usaha tentu butuh banyak modal. Lalu bagaimana mendapatkan modal itu? Beberapa calon pengusaha berani mengambil resiko dengan berhutang dulu untuk modal usahanya. Berhutang tentu boleh saja, asalkan kita punya kemampuan untuk membayarnya. Tetapi, lebih baik apabila modal usaha dari kantong sendiri, sehingga segala resiko di masa mendatang ditanggung sendiri tanpa ada tekanan dari orang lain yang mengejar-ngejar kita karena punya hutang.

8. Dikuasai Orang Lain
Ketika kita memutuskan untuk berwirausaha, bukan berarti jalan mudah menanti kita. Kadang orang-orang terdekat kita yang justru menghalangi kita. Oran tua kita dengan keras menentang kita. Anak istri juga menentang kita. Bila kita berkeras menjalankan usaha. Tekanan-tekanan orang-orang tersebut bias menghalangi niat kita untuk memulai usaha. Apalagi bila orang diluar kita lebih dominan, maka niat usaha sulit untuk diwujudkan.
Bagi yang sudah menjalankan usaha, bisa juga mendapatkan tekanan dari orang lain. Seperti apabila kita mau mengambil keputusan, lalu ada orang lain yang berjasa kepada kita, berhutang budi padanya, kita sering mendapatkan hadiah darinya, sehingga kita segan untuk mengambil keputusan baik yang tidak sesuai dengan pemikiran dia. Ini juga jenis tekan dari orang lain. 



Daftar pustaka


1. Khairunissa, psikologis perilku konsumen, fakultas ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2010


2. Elvaretta Nathania, Analisa Usaha dan Informasi Peluang Usaha, Jakarta diakses tanggal 2 maret 2012

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez